Kesabaran Berbuah Manis

16.26 Lovina Rachmasari (Hinano Akira) 0 Comments



Postingan ini dibuat sembari menunggu paksu tes CPNS. Semoga dimudahkan dan dilancarkan serta diluluskan untuk menjadi PNS oleh Allah Subhanahuwata'ala (aamiin yaa robbal'alaamiin).



Saia menikmati waktu sendiri saia sambil menulis email untuk kakak, anak pertama saia yang kebetulan berulang tahun tanggal 30 Oktober kemarin dan hari ini bagi-bagi goodie bag ke teman-teman sekelasnya. Bagi-bagi goodie bag itu sepertinya salah satu bucket list kakak setelah beberapa kali pernah dapat goodie bag ulang tahun juga dari teman-temannya. Pikirku apa salahnya usahain wishlist kakak di tahun terakhir masa TK-nya.. Nanti kalau udah SD malah malu lagi bagi-bagi goodie bag ultah.

Kebetulan ada rejeki diluar keperluan lain jadi bisa lah bikin goodie bag untuk teman-teman kakak (alhamdulillah). Ternyata, berbagi ketika cukup itu membahagiakan ya? Itulah kenapa Islam mengajarkan kita untuk menjadi mampu dengan cara yang halal. Karena kalau kita mampu, pasti kita akan dengan senang hati untuk berbagi.

Anyway, postingan ini isinya random ya..karena saia lagi gabut (ga tau mau ngapain lebih tepatnya) dan juga saya ingin mengeluarkan unek-unek yang memenuhi kepala aja.

Saia tuh merasa, makin tua jenjang usia, semakin diuji kesabaran kita. 
Bukan apa-apa, dulu waktu kecil, pengen apa-apa, minta ke Allah cukup dengan shoalt 5 waktu..
Makin tua, ga bisa tuh cuman denga sholat 5 waktu, harus nambah dengan rajin baca Al-Qur'an..
Makin tua lagi, kalau punya keinginan, tambah lagi dengan sholat tahajud..
Makin tua lagi, tambah dengan sholat dhuha dan hajat dan bacaan surah tertentu tiap akhir sholat..
Masih belum terkabul? lakukan 40 hari berturut-turut..
Masih belum ada jawaban? lanjut lagi 2 bulan, 3 bulan dan seterusnya..

Dulu saia pernah di titik menyerah. 2 bulan rajin sholat hajat, sholat tahajud, baca Al-Qu'an, baca surah Al-Waqi'ah tiap selesai subuh, baca surah Yasin tiap selesai maghrib, trus merasa doa nggak terkabul..sais pun ngambek. Berhenti sholat hajat dan tahajud, berhenti baca Al-Qur'an, hanya sholat wajib saja.

Beberapa bulan terakhir, saia dihadapkan dengan keadaan yang serupa dengan yang sebelumnya. Tapi alih-alih menyerah, sais mencoba untuk menguji diri saia sendiri. Sejauh mana bisa bertahan, sejauh mana bisa bersabar.

Tapi memang ujian kesabaran itu memang luar biasa melelahkan. Kita diminta untuk percaya dengan sesuatu yang tak kelihatan. Bukannya belum pasti, tp memang kan tidak terlihat ujungnya.
Sampai akhirnya doa kita terkabul satu-persatu. 
Ketika satu-persatu doa kita terkabul, rasanya manisss sekali. Pundak terasa lebih ringan. Kepala yang tadinya penuh dan berisik, akan terurai sedikit demi sedikit.

Allah akan selalu mengabulkan doa kita. Bila tidak diwaktu sekarang, maka Allah akan mengabulkan di waktu yang tepat. Bila dikabulkan dengan hal lain, maka memang itulah yg sedang kita butuhkan karena Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya.

Akhir kata, postingan ini bertujuan untuk menjadi pengingat saia kalau Allah akan selalu mendengar doa kita, akan selalu mengabulkan doa kita. Jangan lupa untuk selalu berprasangka baik kepada Allah.

Dan jangan lupa untuk selalu bersyukur. Bukankan kita bisa membuka mata tiap pagi, menghirup udara segar tiap hari, melangkah ke tempat yang kita mau, mendengar hal-hal baik, berbicara dan lain-lain merupakan bentuk rahmat dari Allah yang patut kita syukuri?

0 comments:

Curhatan IRT Yang Ingin Kembali Bekerja

11.08 Lovina Rachmasari (Hinano Akira) 0 Comments



Wow..

Kemungkinan tulisan ini isinya nanti kebanyakan mengeluh ya..jadi yang tidak ingin tertular energi negatif bisa skip aja..

Sebenernya saat ini saia sedang stuck (sedikit frustrasi mungkin) karena saia sudah mulai apply job sejak Februari tapi belum ada yang nyantol.

Tapi dengan itu, saia makin menyadari kalau memang saat ini saingan saia makin banyak. Mulai dari para fresh graduate (yang tentunya jaman sekarang syarat kelulusan mewajibkan ada pengalaman magang atau intern yang membuat para fresh graduae itu lebih berpengalaman), lalu para Gen-Z yang lebih update dan lebih muda secara umur, lalu ada senior-senior yg mungkin dulu terkena lay off pas corona yang pastinya lebih berpengalaman.

Untung saja saia ada pengalaman bekerja selama 2 tahun 9 bulan. Dan dengan memulai perjalanan saia kembali dalam melamar pekerjaan, saia bisa mengetahui potensi apa yang saia miliki.

Tapi kan itu hampir 5 tahun yang lalu. Itulah yang membuat saia makin frustrasi.

Lebih frustrasi lagi, ternyata saia orangnya tidak bisa bekerja mandiri. 

Yups..saia pernah menulis post yang menyatakan saia akan mulai untuk menulis agar bisa freelance atau kerja remote apapun.

Nope..ternyata saia orangnya lebih suka di tempat kerja yang sudah memiliki SOP dan posisi saia sudah memiliki KPI yang tinggal saia kerjakan. Apalagi tempat bekerja atau kantor bisa menjadi tempat untuk saia berpaling sejenak dari kerjaan di rumah.

Kalau tempat bekerja dan beristirahat ada di satu tempat (which is itu rumah), mungkin akan lebih suntuk lagi ya. Makanya saia keukeuh cari kerja yang on site alias ada kantornya.

Well..mungkin itu yang mau saia keluhkan.
Yang mau lihat portofolio saia bisa klik menu Portfolio atau link portofolio saia ini ya..

Makasih buat yang masih bertahan membaca sampai sini..love u all..muaahhhh

0 comments:

‘Wonder Woman’ Being a Toxic Trait For Me

19.35 Lovina Rachmasari (Hinano Akira) 0 Comments


pic from Pexel.com


Beberapa bulan lalu, saia nonton film Barbie. Udah banyak bocoran sih kalau film ini tu bukan film happy-happy an untuk anak-anak tapi lebih ke film untuk dewasa karena membahas tentang patriarki.

Awal nonton seru karena di dunia barbie itu digambarkan wanita sebagai sosok yang BERDIKARI (Berdiri Di Kaki Sendiri). Sampai si Barbie masuk ke dunia nyata dan mendapati kenyataan bahwa dunia nyata tak seindah dunia barbie.

Semua terasa biasa aja sampai pada adegan Gloria, wanita dewasa yang dulu bermain barbie dan masuk ke dunia barbie untuk menyelamatkan dunia barbie, melakukan monolog seperti gambar di bawah ini.

Gloria's speech in Barbie Movie 2023

Seketika semua air mata tumpah..

Semua beban dipundak dan yang menyesakkan hati seperti berkelebat di depan mata.

Disitu saia menyadari bahwa saia terkena Toxic Positivity tentang kata-kata Mom is a Wonder Woman.

Saia merasa harus menjalani peran sebagai ibu rumah tangga ini dengan sempurna.

Rumah yang harus selalu bersih dan rapi, tidak ada baju yang perlu disetrika dan cucian piring yang menumpuk, baju kotor harus dicuci tiap 2-3 hari sekali.

Sedangkan semua pekerjaan melelahkan ini mulai terasa membosankan karena harus dikerjakan secara terus-menerus tanpa jeda dan dilakukan 24/7. Apalagi ketika dalam keadaan ekonomi rumah tangga yang kurang bagus, semua kelelahan ini menuntun saia ke dalam rasa tidak bersyukur. Merasa bahwa semua jadi serba kurang. Bahwa semua kelelahan ini patut dibayar.  

Saat itulah saia sadar, bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Sekalipun seorang ibu. Ibu tetaplah manusia biasa. Bisa lelah, bisa frustasi, bisa merasakan segala emosi yang ada.

Untungnya, saia memiliki suami yang bisa diajak berbagi. Tempat saia berkeluh kesah dan meminta solusi. Ini adalah privilege saia.

Saat itu, saia mulai melepaskan prinsip ‘Mom is Wonder Woman’. Kalau lelah, istirahat. Kalau bosan, berhenti dan cari kegiatan lain. Jikalau dirasa terlalu banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaiakan, pasang prioritas dan kerjakan satu-persatu.

Karena, bagaimana pun, kita hanyalah manusia biasa..

0 comments:

"Aku Bisa, Kamu Juga Pasti Bisa", Apa Iya?

13.09 Lovina Rachmasari (Hinano Akira) 0 Comments

 


Kalau aku bisa, kamu pasti juga bisa..


Pernah dengan kalimat di atas? Pasti sering lah ya..
Kalimat di atas seringkali dijadikan kalimat motivasi agar kita bisa berjuang menuju ke posisi yang lebih tinggi atau posisi yang lebih baik.

Namun alih-alih menjadi motivasi, kalimat itu malah sering menjadi kalimat demotivasi.
Apa sih kalimat demotivasi? Kalimat demotivasi adalah kalimat yang yang tujuannya berkebalikan dari kalimat motivasi. Seringnya bertujuan untuk menjatuhkan mental dan semangat seseorang.

Tapi jaman sekarang ini, kalimat demotivasi malah lebih bisa diterima orang-orang karena merasa lebih realistis. Era media sosial membuat semua orang terpapar dengan kemewahan orang lain yang entah itu benar adanya atau bukan, membuat orang menajdi lebih gampang insecure.

Dan kalimat. motivasi di atas, menurut saia, adalah salah satu kalimat motivasi yang tidak empati karena menyuruh kita melakukan hal yang sama dengan yang menyampaikan kalimat tersebut tanpa mempertimbangkan privilege apa yang mereka miliki dan yang orang-orang miliki.

Contohnya ketika orang-orang berbondong-bondong mengatakan "untuk apa kuliah? Bob Sadino tidak kuliah tapi bisa sukses" tapi tidak melihat bahwa Bob Sadino lahir di keluarga yang serba berkecukupan. Waktu masih kecil saja sudah bisa bepergian naik pesawat (yang kala itu mana ada kelas ekonomi tipe LCC).

Atau saat orang menggunakan alasan Bill Gates yang drop out tapi bisa sukses mendirikan Microsoft. Mereka mungkin belum tahu kalau ibunda Bill Gates termasuk orang kaya dan berpengaruh yang membantu di awal kesuksesan Microsoft. Sedangkan orang yang memakai alasan tersebut belum tentu punya ibunda sekaya dan seberpengaruh ibunda Bill Gates.

Oleh karena itu, kalimat motivasi "Saya bisa,kamupun pasti bisa" tidak bisa diberikan ke orang yang tidak memiliki privilege yang sama dengan yang memberikan motivasi.
Ada banyak jenis privilege yang bisa mendasari kesuksesan seseorang. Ada yang dapat sokongan dana orangtuanya, ada yang bukan sandwich generation, ada yang waktunya luang, ada yang mengerjakannya disela-sela kesibukan (entah kerjaan utama, mengurus anak atau yang lainnya).

Maka dari itu, kalimat motivasi favorit saisa saat ini adalah 

Baby step is still a step


Ga apa-apa kalau jalannya perlahan. Bisa konsisten dengan cepat itu bagus. Tapi maju perlaha-lahan juga tidak apa-apa. Asal konsisten dan tetap berpegang teguh pada tujuan.

Karena ga semua orang bisa menjadi Bob Sadino dan Bill Gates.. 😃

0 comments:

Life Update 2024

11.49 Lovina Rachmasari (Hinano Akira) 0 Comments



Setelah blog ini ditinggal hampir 4 tahun lamanya, rencananya saia mau aktifin lagi ni blog..mostly sebagai tempat curhatan dan tempat berbagi personal opinion.

Karena anak-anak juga sudah semakin besar dan sudah sekolah (kaka 5 tahun, adek 3 tahun..yups..I have 2 kids now 😁)  jadi makin banyak juga waktu yang bisa dipakai buat explore kembali.

Jujurly, selama setelah waktu resign, saia merasa kehilangan jati diri..

Awal-awal resign rasanya pede-pede aja menyongsong masa depan sebagai IRT atau Ibu Rumah Tangga, karena saia sendiri kan dibesarkan olah seorang ibu yang juga IRT.

Mana Ibu saia tu salah satu perfect-IRT di mata saia. Di mana lagi saia bisa menikmati menu makan berbeda dalam sehari, baju selalu bersih dan tersetrika rapi, rumah selalu rapi, pun masih bisa mendampingi saia mengerjakan PR kala itu.

Karena saia merasa dibesarkan oleh seorang Role Mode untuk IRT, maka saia dengan percaya diri penuh mengambil keputusan untuk menjadi IRT. 

Awalnya sih ngerasain baby blues. Bayangin, baby blues saat bayinya umur 10 bulan karena merantau ke Palembang dan semua dihandle sendiri (pas sebelumnya kerja di Jakarta, ada Ibu yang bantuin) dan ga ada yang bisa dimintai bantuan sama sekali karena ga ada saudara atau teman di Palembang. 

Tapi masa-masa itu saia anggap sebagai masa adaptasi aja. Makanya masih bisa dijalani sambil "Ya Allah..aku bisa..Ya Allah..Aku kuat" 😆

Tapi setelah 1 tahun di Palembang dan corona menyerang, kami harus kembali ke Malang dan juga saia hamil anak ke-2 dan berlanjutlah masa menjadi full IRT ini.

Setelah adek lahir, alhamdulillah menikmati sekali masa-masa full menyusui adek sampai sekitar adek berusia 20 bulan. Namun, dari sini lah saia merasa ada yang kurang. Saia merasa kurang maksimal apabila waktu saia hanya habis untuk memasak, mencuci, membereskan rumah dan lain-lain. Padahal saia tahu kalau itu semua adalah pekerjaan mulia dengan surga sebagai imbalannya (asal ikhlas 😅 ). Saia mulai merindukan untuk mendapat penghasilan sendiri. Saya mulai rindu untuk berkarya sesuai denga passion saia yaitu yang berhubungan dengan IT (Information Technology). Dan saia pun menyadari bahwa saia tidak bisa menjadi full IRT se-perfect Ibu saia.

Saia enjoy sebagai Ibu di rumah. Dan saia bersyukur bisa membersamai anak saia sampai lewat masa Golden Age. Jadi, ketika anak-anak sudah lewat masa kemelekatan dengan saia, saia merasa bahwa saat ini lah waktu yang tepat untuk explore untuk diri saia sendiri.

Karena sepertinya sudah lewat masa untuk kembali kerja kantoran (saingan makin banyak saii..ada Gen-Z, belum lagi yang seumuran yang kemarin sempet kena badai lay off),  akhirnya saia memutuskan untuk terjun ke dunia freelance dan menambah skill yang bisa berguna untuk modal memasuki dunia baru ini.

Untungnya, gara-gara pandemi kemarin, sekarang banyak pekerjaan freelance dan juga bisa dikerjakan secara remote.

Itulah kenapa blog ini mau saia aktifkan lagi..hehe.. Sebagai sarana latihan menulis dan berbagi opini pribadi.

Kalau mau tulisan saia yang lebih resmi, bisa ceki-ceki ke sini ya medium.com/@by.lophina

Selain itu, akun youtube saia juga mau saia aktifkan juga. Lumayan buat jadi tempat berbagi informasi dalam bentuk video, juga bisa jadi tempat galeri momen-momen saia bersama keluarga juga..

Mungkin sekian cuap-cuap Lophina kali ini..sampai jumpa di cuap-cuap penting-ga penting berikutnya 😁👍


Jya nee..~

0 comments: