‘Wonder Woman’ Being a Toxic Trait For Me
![]() |
pic from Pexel.com |
Beberapa bulan lalu, saia nonton film Barbie. Udah banyak bocoran sih kalau film ini tu bukan film happy-happy an untuk anak-anak tapi lebih ke film untuk dewasa karena membahas tentang patriarki.
Awal nonton seru karena di dunia barbie itu digambarkan wanita sebagai sosok yang BERDIKARI (Berdiri Di Kaki Sendiri). Sampai si Barbie masuk ke dunia nyata dan mendapati kenyataan bahwa dunia nyata tak seindah dunia barbie.
Semua terasa biasa aja sampai pada adegan Gloria, wanita dewasa yang dulu bermain barbie dan masuk ke dunia barbie untuk menyelamatkan dunia barbie, melakukan monolog seperti gambar di bawah ini.
![]() |
Gloria's speech in Barbie Movie 2023 |
Seketika semua air mata tumpah..
Semua beban dipundak dan yang menyesakkan hati seperti berkelebat di depan mata.
Disitu saia menyadari bahwa saia terkena Toxic Positivity tentang kata-kata Mom is a Wonder Woman.
Saia merasa harus menjalani peran sebagai ibu rumah tangga ini dengan sempurna.
Rumah yang harus selalu bersih dan rapi, tidak ada baju yang perlu disetrika dan cucian piring yang menumpuk, baju kotor harus dicuci tiap 2-3 hari sekali.
Sedangkan semua pekerjaan melelahkan ini mulai terasa membosankan karena harus dikerjakan secara terus-menerus tanpa jeda dan dilakukan 24/7. Apalagi ketika dalam keadaan ekonomi rumah tangga yang kurang bagus, semua kelelahan ini menuntun saia ke dalam rasa tidak bersyukur. Merasa bahwa semua jadi serba kurang. Bahwa semua kelelahan ini patut dibayar.
Saat itulah saia sadar, bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Sekalipun seorang ibu. Ibu tetaplah manusia biasa. Bisa lelah, bisa frustasi, bisa merasakan segala emosi yang ada.
Untungnya, saia memiliki suami yang bisa diajak berbagi. Tempat saia berkeluh kesah dan meminta solusi. Ini adalah privilege saia.
Saat itu, saia mulai melepaskan prinsip ‘Mom is Wonder Woman’. Kalau lelah, istirahat. Kalau bosan, berhenti dan cari kegiatan lain. Jikalau dirasa terlalu banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaiakan, pasang prioritas dan kerjakan satu-persatu.
Karena, bagaimana pun, kita hanyalah manusia biasa..
0 comments: